Monday, December 14, 2009

Weekly Equity & Market Outlook IHSG 14 - 17 Desember 2009

Market Review
IHSG mendapatkan keuntungan dari euphoria penawaran saham perdana (IPO = Initial Public Offering) PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) di pekan lalu, diikuti pembagian dividen oleh sejumlah perseroan, meredanya kekhawatiran terhadap aksi demo di peringatan Hari Anti Korupsi paska pernyataan Presiden SBY di pekan sebelumnya dan imbas momentum kenaikan mayoritas indeks saham global di pekan lalu, mendorong IHSG berhasil ditutup diatas level 2.500. Kenaikan IHSG yang lebih didominasi oleh kenaikan saham di sektor infrastrukur (TLKM, JSMR), perdagangan (GGRM), konsumer (INDF), aneka industri (ASII), perkebunan (SGRO, LSIP) dengan volume perdagangan yang lebih tipis dari biasanya menjelang liburan panjang akhir tahun. Sementara koreksi penurunan harga komoditas minyak, emas dan batubara di pekan lalu, membebani dan mendorong koreksi sejumlah saham unggulan komoditas tersebut. Sementara stabilnya nilai rupiah terhadap dolar AS, ikut menopang kinerja IHSG pekan lalu. IHSG menguat tipis 7,555 poin (+0,30%) di pekan lalu, ditutup di 2.519,10. Hari Jumat (11/12), IHSG naik 32,66 poin (+1,31%) menjadi 2.519,10. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 707 miliar pada pekan lalu.

Indeks saham Asia mengalami penurunan untuk pekan ke-3 dari 4 pekan sebelumnya, dipimpin oleh saham perbankan Jepang, setelah ekonomi Jepang direvisi tumbuh lebih rendah dari prediksi sebelumnya, diikuti penurunan harga logam dan energi. Meski saham teknologi meningkat berkat optimisme pemulihan ekonomi AS akan meningkatkan permintaan. Saham Mitsubishi UFJ Financial Bank Jepang, anjlok 8,3%, Santos Ltd, produsen migas Australia anjlok 7,7%. Sementara Elpida Memory Inc, melonjak 9,8% di Tokyo setelah klaim pengangguran AS anjlok ke level terendah 1-tahun. Maanshan Iron & Steel Co, melonjak 9,8% berkat laporan produksi industri China meningkat. Indeks MSCI Asia Pacific terkoreksi 0,4% menjadi 119,68 di pekan lalu. Indeks Nikkei 225 menguat 0,9%, Hang Seng HK melemah 2,7%, komposit Shanghai anjlok 2,1%, S&P/ASX 200 Australia melemah 1,4%.

IHSG Outlook
Momentum kenaikan IHSG pada pekan ini terbatas, berkat ekspektasi sejumlah penawaran saham perdana (IPO) sejumlah saham (PT Latinusa listing 14/12; PT Bank BTN listing 17/12), rencana pembagian dividen (Cum & Ex Dividen: ADRO, PGAS, INCO, TLKM) dan rencana ekspansi dan akuisisi sejumlah korporasi (BUMI), nilai mata uang rupiah yang stabil terhadap dolar, seharusnya dapat menopang kinerja IHSG pekan ini. Meski momentum kenaikan dapat dibatasi oleh potensi aksi profit-taking menjelang pertemuan keputusan suku bunga FOMC (15 – 16 Desember 2009) dan masih hangatnya situasi politik dari kasus Bank Century yang kembali menmicu perseteruan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Faktor fundamental ekonom Indonesia yang solid, berkat inflasi yang diperkirakan berada di kisaran 3% di tahun ini, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat 4,3%, suku bunga acuan masih bertahan di 6,5% hingga akhir tahun ini, cadangan devisa meningkat ke US$ 65 miliar, penguatan rupiah terhadap dolar di kisaran Rp 9,400 saat ini, perbaikan di rating kredit baik dalam mata uang rupiah dan mata uang asing oleh 3 lembaga pemeringkat internasional baru-baru ini dan rekomendasi investor asing untuk upgrade rating saham domestik, diperkirakan masih memberikan support dan menopang kinerja IHSG hingga akhir tahun ini.

Chart Crude Oil Daily: Trend bearish jangka pendek, momentum penurunan yang kuat, berada dalam downward channel. Resistance: $ 65/68, Support $72/75.













Meski laju momentum kenaikan IHSG dapat dibatasi oleh isu negatif dari kelanjutan kasus Bank Century yang masih memberikan ketidakpastian hukum di mata investor asing, diikuti trend penguatan dolar AS terhadap mata uang Eropa dan yen Jepang berkat ekspektasi the Fed akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan pasar di tahun depan sehingga meningkatkan daya tarik untuk aset dalam bentuk denominasi dolar AS seperti saham Wall Street dan Treasury AS dapat membatasi momentum penguatan rupiah terhadap dolar, serta trend penurunan harga komoditas logam (emas dapat mencapai support $ 1,065/1.100), batubara (berdasarkan Global Coal Newscastle Index tercatat US$ 79,90/mt di akhir pekan lalu) dan minyak (liat chart diatas) dapat membebani kinerja harga saham komoditas domestik di tengah mahalnya valuasi saham MSCI Asia Pasific (P/E 22x) dan indeks S&P 500 (P/E 21x).

Chart Indeks Dolar AS (USD) Daily: Trend jangka pendek: bearish meski oversold; Breakout Resistance Trendline & downtrend channel + berakhirnya wave koreksi 1-5 = potensi technical rebound 1-3 mendatang. Resistance: 78.2/79.5. Support: 75.8/74.













Global Outlook
Potensi kenaikan indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih terbatas pada pekan ini, berkat prospek penguatan dolar AS dari meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS lebih cepat dari perkiraan di tahun depan setelah data Retail Sales (+1,3% m.m di bulan Desember), Consumer sentiment Michigan (73,4 dari 67,4 di bulan November) mendorong perkiraan pemulihan ekonomi AS, menurunkan daya tarik untuk aset beresiko seperti saham dan komoditi. Kondisi tersebut diperkuat oleh memburuknya prospek kinerja negara di Eropa setelah Spanyol dan Yunani diturunkan ratingnya oleh lembaga pemeringkat S&P & Fitch IBCA di pekan lalu, mendorong perkiraan penurunan rating kredit hutang negara lainya di Eropa (kemungkinan besar Irlandia, Italia dan Portugal) yang dapat mendorong negara tersebut meminta dana talangan dan keluar dari Euro di tahun 2010, diikuti memburuknya defisit anggaran Inggris (prediksi Menkeu Inggris Alistair Darling, defisit mencapai 611 miliar pound dalam 5 tahun mendatang) dan BOE mempertahankan program pembelian aset sebesar 200 miliar pound, membebani kinerja mata uang Eropa dan menguatkan dolar AS lebih lanjut. Koreksi penurunan harga komoditas (liat chart Crude Oil di halaman 2), berkat pemulihan ekonomi global yang tidak imbang mungkin memperlambat pertumbuhan permintaan untuk energi. Kondisi di pasar berjangka CFTC AS, menunjukkan hedge fund dan spekulan mengurangi pertaruhan untuk kenaikan harga minyak ke level terendah dalam 2 bulan, dimana posisi net long (mayoritas posisi long / buy) anjlok 11% menjadi 67,817 kontrak di pekan 8 Desember. Kekhawatiran terhadap kemungkinan defaultnya Dubai World, dapat membebani kinerja indeks saham global. Meski indeks saham regional Asia dan Wall Street masih mendapatkan support dari perkiraan pertemuan Presiden AS Obama dengan 25 CEO bank yang mendapatkan dana talangan dan rencana Citigroup dan Wells Fargo membayar utang program TARP AS, prediksi pertumbuhan ekonomi AS Q4 2009 dinaikkan JP Morgan menjadi 4,5% dari 3,5% di prediksi sebelumnya, perkiraan the Fed masih mempertahankan suku bunga acuan 0 – 0,25% pada pertemuan FOMC 15-16 Desember, AS masih mempertahankan stimulus hingga Oktober 2010, lebih baik dari perkiraan kinerja ekonomi China (penjualan ritel, produksi industri, pertumbuhan dan manufakturing), sentimen Tankan BOJ Jepang (dirilis 14/12) dan pemulihan ekonomi Australia dan Selandia Baru (perkiraan kenaikan suku bunga 25 bsp menjadi 3,25% di pertemuan pekan ini), diiikuti sejumlah brokerage (Goldman Sachs, Citigroup, Deutsche Bank, Credit Suisse, BNP Paribas) melihat potensi kenaikan indeks saham global antara 9 – 36% di tahun 2010 dan JP Morgan melihat kenaikan 18% indeks S&P 500 di tahun 2010, dan sejumlah data ekonomi AS (Selasa: PPI, Empire State survey, industrial production and National Association of Home builders, Treasury's TIC. Rabu, CPI, housing starts & current account, FOMC meeting. Kamis: weekly jobless claims, leading indicators, Philadelphia Fed survey dan nominasi Fed Chairman Ben Bernanke's nomination oleh Senate Banking Committee, Jumat: BOJ Meeting & IFO Jerman, dapat menopang indeks saham global dan perkiraan window dressing menjelang liburan akhir tahun.

Chart DJIA Weekly: Trend bullish, meski adanya technical rejection diatas 10.500. Indikator Teknikal bullish + candle hanging man + hitungan E.W di wave 5 dalam Y/(2) & masih bertahan diatas Gann Square. Resistance 10580/10650, support di 10230/10100.













Technical Analysis:
Potensi kenaikan IHSG pekan ini masih terbuka berkat signal positif dari pola candle hanging man, berada dalam uptrend channel, diatas 5/10/20 week MA, stochastic oscilator golden cross, medium term trendline support masih terjaga, MACD bullish, ADX meningkat (indikasi momentum kenaikan yang kuat), seharusnya dapat menopang kinerja IHSG pekan ini. Sementara Gann Square menunjukkan kegagagal ditutup diatas 2.530, volume menunjukkan divergence dan masih tertahan di bawah long-term trendine resistance di 2.523, seharusnya masih membatasi potensi kenaikan pekan ini. Trend jangka menengah masih bullish selama ditutup diatas channel support di 2.434 untuk target 2.511-2.530 (Channel), bilamana breakout 2.559 high akan mengarah ke 2.579/2.624 (upper channel). Jika ditutup di bawah level 2.434, IHSG dapat terkoreksi ke target 2.150 (channel support)/2.090. Hitungan EW menunjukkan IHSG berada dalam wave c/2 dalam wave koreksi C, mendorong target di 2.525/2.559 (hold sell area 2491-2530, stop diatas 2.565; jika breakout target 2.575/2.624) sebelum terkoreksi kembali ke target 2.420/2.230 di akhir tahun, jika gagal lampaui high 2.559.
Resistance: 2584.69/2556.58/2547.21/2537.84. PP 2500.36
Support : 2490.99/2481.62/2462.88/2444.14

Stock Picks:Average last 24 week +106,53%. Target 10-30%, Risk < -10%
Yield 25 Nov – 03 Desember: 2,16%.
Sell on rally (14/12): BUMI 2.450/BMRI 4.525/BBRI 7.650/ASII 33.000/ UNVR 11.050/TLKM 9.250/ BSDE 800/JSMR 1.880/ANTM 2.225/INDF 3.300/GGRM 18.000/UNTR 11.000/HEXA .2925/INCO 3.650/BKSL 96/ PGAS 3.875 /SMGR 7.250/INTP 12.200.
Ready to Buy IPO latinusa (14/12) & BTN (17/12).
Check out for recommendation in UBI Daily Newsletter.
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (UBI Weekly Newsletter Vol 347)

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal