Monday, December 28, 2009

Weekly Market Outlook of IHSG (28 - 31 Desember 2009)

Market Review
Aksi profit-taking menjelang liburan panjang hari raya Natal dan tutup tahun 2009, diikuti kekhawatiran investor terhadap kasus Bank Century yang masih berkepanjangan dimana dapat menggangu kinerja perekonomian dan iklim investasi di tanah air, masih membebani momentum kenaikan IHSG di pekan lalu yang relatif singkat, di tegah momentum kenaikan indeks saham Asia yang dipimpin oleh indeks Nikkei 225 Jepang dan Wall Street yang mendapatkan berkah dari aksi pemerintah Jepang dalam memerangi deflasi dan imbas kenaikan harga komoditi setelah sejumlah data ekonomi AS menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar, harga komoditas yang mengalami technical rebound dan aksi window dressing menjelang penhujung tahun 2009. Isu negatif dari penunggakan hutang oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usaha (PT KPC & PT Arutmin), mendorong terkoreksinya harga saham 7 perusahaan di Grup Bakrie di awal pekan lalu, ikut membebani kinerja IHSG. Sementara
pelemahan mata uang rupiah melemah ke level Rp 9.515/dolar pada hari Rabu (23/12), dibandingkan penutupan hari Jumat (17/12) di level Rp 9.485. IHSG melemah tipis 34.693 poin (-1,38%) di pekan lalu, ditutup di 2.474,883. Investor asing membukukan net buy Rp 454 miliar di pekan lalu, merosot dari net buy Rp 1 triliun di pekan sebelumnya (17/12).

Indeks saham Asia mengalami penguatan di pekan lalu untuk pertama kali dalam 3 pekan, dipimpin oleh saham dari perusahaan teknologi dan produsen komoditi di tengah optimisme pemulihan ekonomi global menguat. Indeks MSCI Asia Pasific menguat 1,7% menjadi 119,56 di pekan yang dipersingkat oleh liburan hari Natal. Harga logam menguat 3,1% dan harga minyak menguat 6,4% di pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 3,5% di pekan lalu, indeks Hang Seng menguat 1,6% dan indeks komposit Shanghai di China menguat 0,9%. Indeks MSCI telah menguat 34% di tahun ini, berpotensi mengalami kenaikan terbesar tahunan sejak 2003, berkat signal belanja pemerintah dan rendahnya suku bunga dapat angkat ekonomi global. Saham di indeks MSCI diperdagangkan pada 23 kali perkiraan pendapatan, dibandingkan 18x untuk indeks Standard & Poors 500 AS dan 16x untuk indeks Dow Jones Stoxx 600 Eropa.

IHSG Outlook
Tipisnya volume perdagangan menjelang penghujung tahun 2009 dan isu negatif dari Bank Century yang masih berkepanjangan diperkirakan akan mendorong investor melakukan aksi profit-taking, dapat membebani kinerja IHSG di pekan terakhir di tahun 2009, meski kinerja IHSG masih ditopang oleh solidnya fundamental ekonomi yang didukung oleh program stimulus dan pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, diikuti faktor pendukung yang positif dari kenaikan harga komoditas dan indeks saham Dow Jones Industrial Average yang ditutup di level tertinggi 15 bulan di pekan lalu. Kondisi tersebut seharusnya mendorong perkiraan IHSG masih berada dalam range 2.430-2540 seperti yang terjadi di 2 pekan lalu.

IHSG masih mendapatkan support dari solidnya fundamental ekonomi di tahun 2009 yang didukung oleh rendahnya inflasi (Bank Indonesia memprediksi inflasi tahun 2009 sebesar 3%) dan suku bunga BI, meningkatnya cadangan devisa dan ekspor per November 2009, serta aliran dana masuk dari investor asing ke pasar saham (investor asing mencetak net buying dalam 2 pekan terakhir) dan obligasi (kepemilikan investor asing di SUN meningkat menjadi Rp 108 triliun per 24 Desember 2009), seharusnya masih memberikan daya tarik untuk saham domestik di penghujung tahun ini. Sementara imbas kenaikan harga komoditas logam, cpo dan energi (batubara meningkat ke $ 86/ton di akhir pekan lalu, minyak menembus $ 75/barel, emas kembali diatas $ 1.100/ons, nikel tembus $19.000/ton, timah tembus $ 16.000/ton), kinerja indeks saham regional Asia yang dipimpin oleh Nikkei 225 Jepang dan Wall Street (sejumlah brokerage upgrade saham teknologi dan komoditi) berkat pemulihan kinerja
ekonomi global yang menguat dan ekspektasi kinerja emiten domestik di kuartal empat yang positif, diyakini masih memberikan support kepada IHSG di pekan yang singkat.

Chart Emas Daily: Trend bearish jangka pendek, meski ada potensi technical rebound ke $ 1.152/1.192, karena hitungan Wave ABC dalam X, indikator stochastic oversold, cande bullish reversal daily & weekly.













Sementara kondisi indeks regional Asia yang bervariasi dimana kekhawatiran terhadap pengetatan kebijakan moneter di India dan China untuk membatasi spekulasi di pasar property dan potensi profit taking menjelang akhir tahun, diikuti trend kenaikan dolar AS jangka pendek, krisis fiskal di Eropa dan krisis Dubai World, seharusnya dapat membatasi momentum kenaikan IHSG dan indeks saham Asia di pekan terakhir di tahun ini.

Chart USD Weekly Daily: Trend jangka pendek bullish, 78/83/79.83/77: bullish setelah breaout triangle dalam kondisi oversold; breakout Gann Square, MACD bullish dan ADX trending up. Resistan 79.83, Support 76.15













Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih dapat melanjutkan momentum kenaikan meski terbatas, berkat meningkatnya optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara maju yang dapat meningkatkan prospek perolehan pendapatan emiten di saham global di tengah berlanjutnya stimulus dan rendahnya suku bunga global, masih meningkatkan daya tarik untuk investasi saham dan komoditi di pekan terakhir di tahun ini. Sementara perkiraan tipisnya volume perdagangan, potensi penguatan dolar AS mengantisipasi ekspektasi kenaikan yield Treasury AS dan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS di kuartal 4 2009 (Morgan Stanley upgrade prediksi GDP Q4 AS menjadi 5,1%) dan ekspektasi investor akan melakukan aksi profit-taking di pekan yang singkat, dapat membatasi laju kenaikan indeks saham Asia dan Wall Street di pekan ini. Imbas dari kenaikan harga komoditas (target minyak $ 79/81, emas $ 1.150, nikel $ 21.000, timah $ 17.500) setelah laporan inventory crude AS
kembali anjlok 4,9 juta di pekan lalu, OPEC mempertahankan output pada pertemuan di Algeria dan aksi Rusia menaikkan tarif ekspor nikel sebesar 5%, meningkatkan daya tarik untuk saham komoditas logam dan energi. Sementara ekspektasi dari data ekonomi AS yang dirilis pekan ini, sebagian besar menunjukkan pemulihan yang positif seperti House Price Case Shiller AS dan Consumer Confidence Index (Selasa), Chicago PMI (Rabu) dan Jobless Claims AS (Kamis). Prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2009 China ditingkatkan menjadi 9,6% dan berpotensi mengalahkan ekonomi Jepang di tahun depan dalam hitungan nonimal (berdasarkan survei IMF) dan langkah pelonggaran moneter oleh bank sentral Jepang dan stimulus $ 81 miliar milik pemerintah Jepang, diikuti krisis fiskal di Eropa yang dapat mendorong investor Eropa memindahkan investasi mereka ke Asia, masih menopang kinerja indeks saham Asia di pekan ini.

Chart DJIA Weekly: Trend bullish dan berhasil ditutup diatas 10.500 untuk pertama kali dalam 15 bulan. Indikator teknikal ADX (signal buy menguat) + candle weekly long bullish + hitungan E.W di wave 5 dalam Y/(2) & bertahan diatas Gann Square, masih support kinerja indeks DJIA. Resistance 10580/10640, support di 10230/10020.













Technical Analysis:
Signal bearish reversal yang ditunjukkan oleh pola candle evening star, pola divergence negatif di volume dan indikator ADX menunjukkan momentum trend bullish yang lemah, penutupan di bawah 5-week MA (2.485) dan kegagalan tembus long-term trendline di 2.511, seharusnya membebani prospek kenaikan IHSG di pekan ini. Meski IHSG masih disupport oleh 10 & 20 Week MA, bertahan di atas trendline support (2.465), diikuti stochastic oscilator dan MACD masih berada di teritorial bullish hingga masih berada dalam uptrend channel. Trend jangka pendek masih bullish selama ditutup diatas trendline support di 2.465 untuk target 2.542-2.559, bilamana breakout 2.559 high akan mengarah ke 2.579/2.630 (upper channel). Tetapi ditutup di bawah level 2.465, IHSG dapat terkoreksi ke target 2.370/2.230. Hitungan EW menunjukkan IHSG menunjukkan pola koreksi dalam wave C yang berpotensi membentuk wave 1-5 koreksi penurunan dalam degree yang lebih rendah, target 2.415/2.370. Jika
level 2.559 berhasil ditembus, konfirmasi wave impulse 1-5 sejak 1.089 belum berakhir dan menunjukkan wave impulse 5. Hold posisi sell area 2491-2530 target 2.370 stop diatas 2.560, buy break 2.560 target 2.620.
Resistance: 2560.57/2539.15/2517.73/2492.13. PP 2466.54
Support : 2445.12/2423.69/2398.10/2372.51
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id
globalmarketstrategist.blogpost.com
Stock Picks:Average last 26 week +110,88%. Target 10-30%, Risk < -10%
Track Record (16 Des - 23 Des 09) = +0,133%
BMRI +1.1%/ASII +0.58%/UNVR +0.44%/MNCN -4.6%/BSDE 0%/ANTM -1.1%/INDF +3.78%/GGRM +1.5%/UNTR +0.9%/HEXA -2.4%/PGAS -1.3%/SMGR +4.7%/INTP +3.9%/SMCB -1.3%/LSIP -4.1%/INKP +1.1%/BBTN +3.7%/BUMI 0%/TLKM -2.2%/ADRO -1.7%/ASRI -4.5%/SGRO 0%/BKDP +8.1%/INDY +3.7%/INCO +1.5%/DOID 1.3%/GDST -9.9%. Andri ZS
Buy on weakness (28/12) hold till 30-31/12 : BUMI/ADRO/ITMG/PTBA/INCO/TINS/DOID/ASII/BBRI/BRPT/SGRO/HEXA

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal