Friday, October 30, 2009

Antisipasi Inflasi & BI Rate Masih Support Kinerja IHSG

Market Review
Aksi panik penjualan dan masih berlanjutnya forced sell oleh sejumlah sekuritas terhadap portofolio milik investor yang mengalami margin call, terutama di sejumlah saham grup Bakrie dan Astra, menyebabkan IHSG terjelembab ke level terendah 2.235,387 dalam 30 menit perdagangan pertama kemarin. Kondisi yang juga tidak menguntungkan dari indeks saham regional Asia yang masih melanjutkan penurunan di tengah kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi AS setelah data penjualan rumah baru dan keyakinan konsumen AS tercatat dibawah prediksi ekonom, ikut membebani kinerja IHSG sejak awal pekan ini. Meski akhirnya IHSG tertolong oleh aksi profit-taking di dolar rupiah (sempat sentuh Rp 9.700) dan laporan PT Bumi Resources memberikan penawaran untuk saham tambang batubara Maruwai, milik BHP Biliton yang memicu aksi pembelian saham grup Bakrie dan dorong technical rebound IHSG di akhir sesi perdagangan. IHSG melemah tipis 11,281 poin (-0,62%) dari -120 poin di awal sesi, ditutup di 2.344,033, transaksi tercatat Rp 6,30 triliun, Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 547,16 miliar, dibandingkan net buy sebesar Rp 232,67 miliar (28/10).

Indeks saham MSCI Asia Pasific kembali anjlok melanjutkan aksi sell-off global, karena perusahaan dari PetroChina Co, Advantest Corp hingga Australia & New Zealand Banking Group Ltd mencatat keuntungan yang lebih rendah dari prediksi pasar, China mengarah kepada kebijakan untuk mengetatkan pinjaman, serta penguatan yen terhadap dolar AS. Koreksi penurunan harga komoditi global dan efek negatif dari data ekonomi AS yang mengecewakan, ikut membebani kinerja indeks Asia.

IHSG Outlook

* Negara Bersangkutan

Prospek IHSG untuk jangka menengah berbalik menjadi negatif, setelah IHSG secara teknikal telah breakout support jangka menengah di 2.271 (double bottom), meski berhasil ditutup diatas level tersebut menunjukkan bahwa rally IHSG sejak awal tahun ini masih merupakan “Extend Bear Market Rally”, sehingga potensi technical rebound terlihat terbatas. Dari sisi psikologis pasar, aksi panik penjualan dan forced sell yang terjadi dalam skala besar dalam beberapa hari ini, menunjukkan betapa rapuhnya IHSG yang sempat mencapai tertinggi 2,559 yang tercapai 3 pekan lalu, telah merubah trend jangka pendek hingga jangka panjang menjadi bearish. Kuatnya sentimen negatif dari saham grup Bakrie mengenai isu repo saham, pinjaman CIC dan rencana obligasi dolar telah menyeret aksi penjualan ke sektor lainnya, diperkirakan mereda, berkat munculnya isu positif dari laporan penawaran BUMI untuk tambang batubara BHP Biliton dan sejumlah lapkeu Q3 emiten (PTBA, PGAS, HMSP, SMGR, BMRI, JSMR), diikuti pelemahan dolar AS, kenaikan harga minyak, dapat picu IHSG rebound.

Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy - 02/11: BBRI 7.500/ BMRI 4.650//PTBA 14.800/ADRO 1.590 /PGAS 3.675/SDRA 330/INKP 1.870/AKRA 1.170/BSDE 710/SMGR 6.750 /SMRA 595. *BUMI 2.700/INCO 4.225//INDF 3.150/MEDC 2.900/SMCB 1.640/CTRA 640 (Cut Loss -9.5% ). Buy BUMI/SMCB/ENRG/ASII/INDF

Stock Picks:
• INTA : Hold target Rp 900
• PNBN : Hold target Rp 810

Global Outlook
Potensi technical rebound dapat terjadi di sejumlah indeks saham regional Asia dan Wall Street pada hari ini, mengikuti kejutan data pertumbuhan ekonomi AS tercatat diatas prediksi ekonom sebesar 3.5% q/q dari konsensus Bloomberg sebesar 3.2% q/q, yang meningkatkan daya tarik untuk aset yang beresiko (risk appetite) seperti saham dan komoditi, melemahkan dolar AS dan menguatkan mata uang utama global terhadap dolar AS. Kondisi teknikal indeks saham global yang oversold, termasuk IHSG dan Asia (Indeks DJIA masih bertahan di atas 50-day MA), seharusnya picu technical rebound hari ini. Data pengangguran Jerman, sentimen industri Euro, klaim pengangguran AS merosot 1.000 di pekan lalu menjadi 530K, diikuti lebih baik dari perkiraan earning Q3 Motorola Inc, Procter & Gamble Co, Newmont Mining Corp dan Kellogg Co, serta kenaikan saham Caterpillar Inc, Alcoa Inc dan American Express. Meski potensi technical rebound dari sejumlah sentimen positif tersebut diperkirakan tidak akan merubah pandangan trend jangka menengah bahwa Rally saham global saat ini merupakan “Bear Market Rally”, karena sejumlah isu negatif nantinya akan menghadang, seperti prospek kenaikan inflasi global di akhir tahun, rencana dicabutnya stimulus di sejumlah negara (AS, Eropa, China, India), spekulasi kenaikan suku bunga global setelah Norwegia dan Australia telah menaikkan 25 bsp baru-baru ini, dan the Fed mengumumkan akan menghentikan program pembelian Treasury sebesar US$ 300 miliar semalam dan rencana penghentian tax credit perumahan US$ 800 di akhir bulan depan, dapat membebani indeks saham global. Sejumlah data ekonomi global hari ini yang lebih rendah dari periode sebelumnya, diperkirakan dapat membebani kinerja Wall Street malam ini

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal positif dari pola candle long hammer (indikasi bullish reversal), diikuti signal dari 100-day di 2.275 masih bertahan, indikator ADX meningkat, stochastic berada di teritorial oversold, MACD berbalik arah menjadi bearish, seharusnya menunjukkan potensi penurunan terbatas dan berpotensi mengalami technical rebound. Breakoutnya channel support di 2.271/2.325 kemarin, mendukung bahwa trend jangka menengah menjadi bearish dan panjang masih bearish. Untuk menetralkan trend bearish jangka pendek IHSG harus ditutup diatas upper channel dalam downchannel di 2.397 dalam 2 hari berturut-turut. Kami merevisi target akhir tahun menjadi 2.060 dari sebelumnya 2.760, karena melihat kondisi reversal di chart weekly & monthly, jika IHSG gagal menembus tertinggi tahun ini di 2.559 (FR 100.0) di bulan November. Hitungan EW: IHSG telah menyelesaikan extended wave v/c dalam wave 4/B untuk meneruskan pola wave XYZ picu tehnical rebound untuk wave abc dalam Y, potensi rebound terbatas di 2.382/2.397.
Resistance : 2430.68/2409.02/2387.36/2349.37. PP 2311.37
Support : 2289.71/2268.05/2230.06/2192.06

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal