Wednesday, October 28, 2009

Signal Teknikal Yang Negatif Dapat Batasi Potensi Technical Rebound

Market Review
Meningkatnya sentimen negatif melanda Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, dimana isu repo grup Bakrie yang merontokkan harga saham grup Bakrie, pelemahan rupiah terhadap dolar AS (penutupan di Rp 9.525), terkoreksinya harga komoditas global seperti emas (US$ 1.033/ons) dan minyak (US$ 77.81/barel), kekhawatiran terhadap sektor perbankan AS yang menyebabkan anjloknya saham Wall Street dan indeks saham regional di awal pekan ini, menyebabkan investor domestik dan asing melakukan aksi profit taking kemarin. Faktor teknikal yang bearish, mahalnya valuasi saham unggulan dan keluarnya hot money dari bursa, ikut dorong aksi penjualan saham di BEI kemarin. IHSG anjlok 42,513 poin (-1,72%), ditutup di 2.425,201, transaksi tercatat Rp 3,684 triliun, Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 194.4 miliar, dibandingkan net buy sebesar Rp 61,19 miliar (26/10).

Indeks saham Asia mengalami penurunan kembali kemarin, mendorong indeks saham MSCI Asia Pasific mengalami penurunan terbesar dalam 3 pekan terakhir, karena penurunan harga bahan mentah dan kebijakan pemerintah Hong Kong untuk membatasi spekulasi di sektor property. Hasil earning emiten yang tercatat dibawah prediksi analis (Mitsubishi Corp, Kawasaki Kisen Kaisha Ltd, ikut membebani kinerja indeks Asia.

IHSG Outlook
Kinerja IHSG yang tidak mendukung trend jangka pendek saat ini, berkat meningkatnya sentimen negatif dari luar negeri dan minimnya isu positif dari dalam negeri, masih membebani kinerja IHSG pada awal pekan ini. Faktor eksternal masih mendominasi perdagangan saham domestik pada awal pekan ini, mengacuhkan sejumlah laporan keuangan emiten kuartal 3 yang dirilis baru-baru ini. Dampak dari terpuruknya harga saham di Wall Street berkat kekhawatiran terhadap sektor perbankan AS, setelah analis Bove downgrade saham bank (Wells Fargo, Sun Trust Bank, Fifth Third Bank), isu right issue Bank of America, spekulasi pengetatan kebijakan di Hong Kong dan China, diikuti terkoreksinya harga komoditas minyak (US$ 79.72; minyak target US$ 90 di bulan depan, support di $ 75.15) dan logam (emas $ 1,039 - target US$ 1,080/1,113; nikel $ 18.800 – target US 21.250; timah $ 15.275; target $ 17.500), membebani kinerja IHSG kemarin. Laporan pemerintah hanya menyerap Rp 200 miliar dalam lelang 3 seri sukuk negara (SBSN/Surat Berharga Syariah Negara) dari total penawaran Rp 4,173 triliun, memberikan sentimen negatif kepada rupiah terhadap dolar, mendorong aksi profit-taking di saham domestik. Potensi penurunan IHSG terbatas hari ini, karena perkiraan sejumlah laporan earning baik dalam dan luar negeri yang positif dan spekulasi data pertumbuhan ekonomi AS (29/10), masih memberi support untuk IHSG.

Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Hold Buy: BBRI 7.500/ BMRI 4.650/BUMI 2.700/PTBA 14.800/INCO 4.225/INDF 3.150/ADRO 1.590/PGAS 3.675/MEDC 2.900/SDRA 330/ SMCB 1.640/INKP 1.870/AKRA 1.170/CTRA 640/BSDE 710/SMGR 6.750/ SMRA 595. Profit Taking / Closed on 30/10.

Stock Picks:
• JPFA : Buy target Rp 1.130
• TOTL : Hold target Rp 235

Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan mengalami technical rebound hari ini, setelah mengalami koreksi penurunan kemarin, berkat laporan harga rumah di AS mengalami kenaikan untuk bulan ke-3 berturut-turut di bulan Agustus, meredam spekulasi pemerintah akan menghentikan subsidi untuk pembelian unit rumah baru sebesar US$ 8.800 di akhir bulan November, diikuti laporan International Business Machines Corp menyetujui tambahan US$ 5 miliar untk program buyback saham, Wells Fargo upgrade harga saham Verizon Communications Inc dan dampak dari kenaikan harga minyak mengangkat harga saham energi. Meski data keyakinan konsumen AS bulan Oktober secara tidak terduga anjlok ke 47.7 dan ukuran tersedianya tenaga kerja anjlok ke level terendah 26 tahun, membebani kinerja indeks saham Wall Street semalam. Komentar Jeremy Grantham, seorang investment strategist di AS, melihat potensi terpuruknya saham AS di tahun mendatang di tengah mengecewakannya data ekonomi dan keuntungan perusahaan, didukung oleh ekonom David Rosenberg menyatakan pasar akan menjadi overheating dan dapat mengalami koreksi yang besar, dapat dicounter oleh pernyataan peraih nobel Roubini bahwa resesi ekonomi terburuk sejak 1930 terlihat berakhir. Spekulasi sejumlah earning di AS (liat kalender ekonomi) dan data durable goods, New Home Sales yang positif, dapat angkat sentimen investor global dan meredam aksi penjualan.

Technical Analysis:
IHSG menunjukkan signal negatif dari pola candle long opening black marubozu (indikasi bearish continuation), diikuti signal negatif dari moveing average 5 & 10 (2.484 & 2.456), indikator ADX meningkat, stochastic berada di teritorial bearish, MACD mendekati netral seharusnya menunjukkan potensi penurunan. Tetapi penutupan IHSG masih berada di atas channel support di 2.421 (uptrend channel)/2.408 (downchannel), seharusnya dapat membatasi potensi penurunan hari ini. Kegagalan ditutup dibawah channel support mendorong IHSG ke target 2.394 (low 28/09)/2.367 (channel support 2), dapat menggagalkan skenario bullish ke target 2.515 (upper channel)/2.555 (middle line channel). Hitungan EW: IHSG berada di wave v/c dalam wave 4/B selama gagal breakout trendline 2.515 untuk koreksi ke 2.407/2.422, untuk kembali rebound ke 2.515/2,546 (projection 61.8%)/2,594 (trendline resistance).
Resistance : 2485.93/2470.74/2455.56/2446.04. PP 2436.52
Support : 2406.15/2396.63/2387.11/2362.40
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (Code TF)

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal