Monday, October 26, 2009

Isu Musim Earning Q3 & Trend Kenaikan Harga Komoditi Masih Topang Kinerja IHSG

Market Review
Aksi investor asing yang melakukan penjualan sejumlah saham unggulan berkat “Sell on The News” hasil pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II dan kekecewaan terhadap tim ekonomi yang dikepalai Hatta Rajasa, diikuti isu negatif dari perusahaan PT Bumi Resources TBK (BUMI) yang berencana menerbitkan obligasi dalam bentuk dolar AS, berperan tenggelamkan IHSG pada pekan lalu. Kondisi tersebut juga sempat melemahkan rupiah ke level terendah Rp 9.550 terhadap dolar, ikut membebani kinerja IHSG. Meski laju penurunan IHSG dibatasi oleh meningkatnya minat investor terhadap saham ADRO (penambahan obligasi senilai US$ 800 juta dengan bunga 7,625%, tercatat di Bursa Singapura, oversubscribed 11x) dan laporan rencana pemerintah menurunkan royalti batubara berkalori rendah, di tengah trend kenaikan harga batubara dan minyak yang sempat sentuh tertinggi US$ 81.50 di akhir pekan lalu. IHSG anjlok 47,856 poin (-1,90%) pekan lalu, ditutup di 2.467,95. Hari Jumat (23/10), IHSG naik 34,76 poin (+1,42%) menjadi 2.467,95. Investor asing bukukan net sell Rp 1.8 triliun, dibandingkan net buy Rp 1.253 triliun di pekan (16/10).

Indeks saham Asia mengalami penguatan di pekan lalu, setelah Kia Motor Corp melaporkan rekor keuntungan, Cnooc Ltd China yang mendapatkan keuntungan dari isu stimulus China dan Westfarmer Ltd Australia mengatakan penjualan meningkat, meningkatkan spekulasi laju pemulihan ekonomi global meningkat. Pelemahan yen terhadap dolar AS dan anjloknya harga Treasury, meningkatkan daya tarik untuk saham Asia. Euphoria musim earning Q3 di AS, terutama di sektor teknologi dan perbankan AS, menopang indeks saham MSCI Asia Pasific, meski sedikit tidak berubah di tengah mahalnya valuasi (PER 23x).

IHSG Outlook
Trend kenaikan IHSG jangka pendek terancam berbalik di pekan ini, jika investor asing kembali melepas kepemilikan saham mereka di sejumlah saham unggulan berkat kekecewaan dan sell on the news hasil Kabinet IB II dan isu negatif dari saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), valuasi IHSG yang relatif mahal (P/E 32x) dan faktor teknikal yang menunjukkan koreksi penurunan dan jika support kuat 2.421 ditembus kembali. Meski sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri dapat topang kinerja IHSG pekan ini, terutama imbas aksi Standard & Poors Rating Services (S&P) menaikkan rating utang Indonesia menjadi positif dari stabil (peringkat BB- untuk utang jangka panjang dalam bentuk mata uang asing, BB+ untuk peringkat utang jangka panjang dalam rupiah), dimana sebelumnya Moody’s Investors Services di bulan September menaikkan peringkat Indonesia menjadi Ba2. Antisipasi (buy on rumor) saham yang sensitif dengan isu inflasi dan suku bunga BI, berkat perkiraan inflasi RI bulan Oktober akan berada di kisaran 0,50% m/m (prediksi BPS) dari kisaran 1,05% m/m di September. Kenaikan harga elpiji 12kg, diperkirakan belum dapat angkat inflasi di bulan ini. Laporan pemerintah menilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009 masih sanggup menahan laju harga minyak dunia yang telah capai US$ 80/barel, karena Indonesian Crude Price masih dibawah US$ 60/barel, meredakan kekhawatiran terhadap potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. PT Bank Mandiri turunkan suku bunga kredit sebesar 50 basis poin (efektif 1 November 2009), dapat angkat sentimen di saham perbankan. Diikuti perkiraan solidnya musim earning Q3 di AS di pekan ini, kenaikan harga logam, batubara, minyak (target US$ 90/barel) dan spekulasi data pertumbuhan ekonomi Q3 Korea Selatan dan AS dirilis pekan ini, serta potensi penguatan rupiah terhadap dolar (isu devaluasi dolar AS), dapat topang kinerja IHSG.

Meski isu negatif dari saham BUMI mengenai isu penjualan repo di harga Rp 2.400 dan obligasi dalam dolar AS, investor wait & see untuk kinerja tim ekonomi KBI II, di tengah penantian musim earning Q3 saham lokal dalam wakltu dekat ini, dapat batasi potensi kenaikan IHSG pekan ini.

Stock Picks:Average last 18 week +91.48%. Target 10-30%, Risk < -10%
Buy On Weakness (26/10): BBRI/BMRI/BUMI/PTBA/INCO/INDF/ADRO
Buy On Weakness (27/10): MEDC/SDRA/SMCB/INKP/AKRA/LSIP/CTRA


Global Outlook
Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan masih dapat melanjutkan trend kenaikan pada pekan ini, mengikuti solidnya kinerja emiten di kuartal 3 2009 (80% earning emiten di AS tercatat diatas prediksi analis) dirilis baru-baru ini, diikuti spekulasi data pertumbuhan ekonomi Korea Selatan (dirilis 26/10, perkiraan 1.6% q/q) )dan AS (dirilis 29/10, perkiraan +3.2%) dan trend kenaikan harga komoditi global, seharusnya dapat topang indeks saham global. Meski indeks saham AS mengalami penurunan untuk pertama kali dalam 3 pekan terakhir di pekan lalu karena earning dari Boeing Co, Burlington Northern Santa Fe Corp dan Boston Scientific Corp tercatat dibawah prediksi analis. Isu pemulihan ekonomi global masih berlanjut, setelah data ekonomi China tercatat 8.9% (tertinggi di Asia dan negara G20), kenaikan harga minyak ke level tertinggi 14-bulan di US$ 81.50 di akhir pekan lalu (penurunan inventory gasolin AS dalam 2 pekan terakhir) dan data Existing Home Sales AS mengalami kenaikan terbesar dalam 2 tahun terakhir (+9.4%; 5,57 juta unit), serta perkiraan data ekonomi AS pekan ini (GDP AS akan tumbuh untuk pertama kali sejak pertengahan 2008 di kuartal 2 2009; Durable goods diprediksi naik 1.0%, consumer confidence diperkirakan naik ke 53.5; New Home Sales diprediksi naik ke 440k) dan 150 earning dari indeks S&P 500 akan dirilis pekan ini (Senin: Verizon; Selasa: British Petroleum, TD Ameritrade , U.S. Steel, Visa; Rabu: International Paper, Glaxo SmithKline, General Dynamics, Conoco Phillips; Kamis: ExxonMobil, Procter and Gamble, Aetna, Deutsche Bank, Royal Dutch Shell, and Office Depot; Jumat: Chevron, Cigna). Meski valuasi saham global yang mahal dan kondisi teknikal yang overbought, dapat hambat laju kenaikan.

Technical Analysis:
IHSG diperkirakan masih berada dalam fase konsolidasi dalam sebuah trend bullish jangka pendek, karena dampak dari pola candle yang netral (hanging man), signal divergence dan dead cross di stochastic, ADX menunjukkan penurunan (indikasi potensi penurunan terbatas), dapat dicounter oleh pola uptrend channel (support di 2.449/2.421 masih bertahan), MACD masih berada di teritorial bullish, penutupan diatas 5 & 10 wek MA (2.467 & 2.421), seharusnya masih topang kinerja uptrend dan membatasi potensi penurunan IHSG di pekan ini. Secara keseluruhan, trend uptrend IHSG masih utuh selama IHSG ditutup mingguan diatas 2.413 (channel support weekly; jika break target 2.360/2.271) target 2.565/2602 (Projection FE 100.0%) dalam beberapa pekan mendatang. Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada dalam proses minor wave 4, setelah menyelesaikan minuette wave koreksi 5/c dalam 1, mendukung range trading 2.350-2.550 dalam intermediate wave IV/B.
Resistance: 2584.03/2555.01/2525.99/2499.87. PP 2473.75
Support : 2444.73/2415.71/2389.59/2363.48
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT Universal Broker Indonesia Securities Vol 312; Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal