Monday, October 12, 2009

Sentimen Global Dapat Memberikan Support Kepada IHSG Pekan Ini

Market Review
IHSG gagal mempertahankan laju kenaikan dan gagal ditutup diatas level psikologis 2,500 di pekan lalu, karena aksi penjualan saham Grup Bakrie mengantisipasi “Sell on the News” laporan kemenangan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar dan isu negatif dari sejumlah analis asing yang downgrade target harga saham BUMI karena isu pinjaman dari CIC China dan isu repo, berperan menekan IHSG dan memberikan dampak negatif kepada saham sejenis yang mendorong investor domestik dan asing melakukan aksi profit-taking. Meski sebelumnya IHSG mendapatkan keuntungan dari kuatnya aliran dana masuk ke pasar saham setelah rupiah mengalami penguatan yang signifikan terhadap dolar AS ke level tertinggi sejak Oktober 2008 di Rp 9,300, diikuti kenaikan harga komoditi global (harga emas mencapai rekor tertinggi US$ 1,045/troy ons di awal pekan) dan reboundnya pasar saham Wall Street mengantisipasi awal musim earning kuartal 3 di pertengahan pekan lalu (kinerja laba Alcoa
Inc AS melampaui perkiraan pasar) dan analis Goldman Sachs upgrade saham perbankan AS. IHSG melemah 5.448 poin (-0.22%) pekan lalu, ditutup di 2,474,40. Hari Jumat (09/10) IHSG merosot 10.117 poin (-0.41%) menjadi 2,474.40. Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 1.53 triliun pekan lalu, dibandingkan net sell Rp 1.069 triliun di pekan sebelumnya.

Indeks saham Asia mengalami kenaikan mingguan terbesar dalam 1 bulan, karena investor menyukai perusahaan yang berhbungan dengan pemulihan ekonomi global ketimbang aset safe haven. Imbas kenaikan harga chip komputer ke level tertinggi 16-bulan, harga emas mencapai rekor tertinggi di US$ 1,062/troy ons dan berita positif dari kejutan kenaikan suku bunga Australia sebesar 25 bsp menjadi 3.25% dan data jasa AS meningkat di bulan September diatas perkiraan pasar, meningkatkan keyakinan diantara investor saham regional Asia.

IHSG Outlook
Potensi kenaikan IHSG pekan ini terbatas, meski IHSG masih berada dalam trend bullish jangka pendek dan menengah, karena faktor valuasi IHSG (PER 32.16x) dan saham domestik relatif mahal, diikuti kondisi teknikal IHSG overbought dan bearish divergence dan faktor flowtist menunjukkan investor asing dalam 2 pekan terakhir membukukan net selling sebesar total Rp 2.599 triliun dan hot money keluar Rp 1.1 triliun di pekan lalu. Kegagalan IHSG ditutup di atas level 2,500 setelah pekan lalu sempat mencapai level tertinggi sejak Maret 2008 di 2,559.670, ikut membebani kinerja IHSG di pekan lalu. Pergerakan IHSG di pekan lalu (terkoreksi 0.22%) menunjukkan anomali dengan kinerja rupiah yang justru menguat 2.33% terhadap dolar AS (penutupan pekan lalu di Rp 9,440) dapat mendukung perkiraan IHSG akan kembali mengalami fase konsolidasi 2,400-2,550 dalam 1-2 pekan ini.

Sejumlah sentimen positif masih memberikan support kepada IHSG, hasil kemenangan Aburizal Bakrie sebagai Ketum Golkar, dapat dongkrak harga saham grup Bakrie, komposisi pembentukan kabinet baru Presiden SBY di bulan ini, analis masih menilai positif sejumlah saham unggulan domestik dan ekonomi nasional (upgrade target harga sejumlah saham perbankan, komoditi, konsumer, IHSG dan GDP RI tahun 2009/2010), laporan kenaikan harga elpiji 12kg di akhir pekan (menaikkan Rp 100/kg) dapat angkat harga saham energi (PGAS, ENRG), kenaikan harga tol support harga saham operator tol (JSMR, CMNP), bencana alam memberikan berkah kepada saham semen (INTP, SMGR, SMCB) dan farmasi (KLBF, INAF, KAEF), potensi penguatan rupiah (meski BI melakukan intervensi US$ 50 juta; 09/10) memberikan keuntungan untuk saham yang memiliki utang dalam bentuk dolar, trend kenaikan harga komoditi dan prospek earning kuartal 3 2009 emiten domestik (dirilis akhir bulan) dapat angkat sentimen
investor mengikuti awal positif musim eanings di AS, dapat support kinerja IHSG pekan ini.

Stock Picks:Average last 15 week +85.13%. Target 10-30%, Risk < -10%
BUY : BUMI, INDF, JSMR, ASII, ANTM, TLKM, UNVR, UNTR, SMCB, KLBF, BMRI, BBRI, SMGR, BSDE, PGAS, MEDC. HOLD BUY: INCO, TINS, SDRA Global Outlook

Indeks saham regional Asia dan Wall Street diperkirakan dapat melanjutkan trend kenaikan pada pekan ini, karena perhatian investor akan mengarah kepada rilisan hasil earning kuartal 3 sejumlah saham unggulan di AS, di tengah kondisi teknikal yang menunjukkan ppola bullish continuation dan kenaikan harga komoditi, dapat meredam kekhawatiran terhadap rendahnya hasil data ekonomi AS yang dirilis pekan ini. Indeks saham DJIA akhir pekan lalu ditutup di level penutupan tertinggi dalam 1 tahun, berkat kenaikan harga logam dan minyak, kejutan hasil earning Alcoa, data ISM jasa AS dan data retail store sales yang meningkat untuk pertama kali dalam 13 bulan. Indeks volatility CBOE, VIX anjlok 19% di 23.12, survei dari Facset bahwa earning kuartal 3 2009 perusahaan di S&P 500 akan anjlok 24% (lebih baik dari penurunan 26% di kuartal 2 2009) dan laporan China menaikkan batas dana asing yang dapat diinvestasikan di saham sebesar 25% menjadi US$ 1 miliar, dapat
support kinerja saham Asia dan Wall Street di awal pekan ini. Optimisme terhadap earnings emiten AS dirilis pekan ini (Selasa: Intel Corp, J&J; Rabu: Albott, JP Morgan; Kamis: Citigroup, Goldman Sachs, Google, IBM; Jumat: Bank of America, GE), antisipasi lemahnya Retail Sales AS bulan September (Rabu) dapat diredam oleh perkiraan positifnya FOMC Minutes (Rabu), data Jobless Claims (Kamis) dan sentimen University of Michigan (Jumat). Sementara harga emas masih dapat melanjutkan trend kenaikan ke target US$ 1,080/1,113 selama bertahan di atas 1,033, minyak berpotensi menguat ke US$ 73/75 (karena inventory minyak anjlok 1 juta barel do laporan pekan lalu), dapat angkat harga saham komoditi global. Indeks DJIA dapat capai tertinggi 10k-10.5K jika bertahan di atas 9.450.

Technical Analysis:
IHSG mendapatkan signal negatif dari pola candle doji star (indikasi bearish reversal), negative divergence di stochastic dan MACD meski masih berada dalam teritorial bullish dan uptrend channel, seharusnya menunjukkan potensi kenaikan terbatas. Sementara indikator ADX menunjukkan flat (peluang 50:50, signal konsolidasi), penutupan diatas 5/10/20 week MA (2,451/2,407/2,239) dan diatas 2,336 (channel support), seharusnya membatasi potensi koreksi penurunan pekan ini dan mendukung potensi kenaikan ke target 3 bulan di 2,760 (setelah Q3 di tutup diatas 76.4% FR 2838-1089; selama support 2,336 bertahan). Tetapi jika IHSG gagal mempertahankan 2,336, dapat mengancam trend bullish jangka menengah IHSG dan dapat mengarah ke support 2,271 (double bottom)/2,050 (lower channel support). Hitungan EW menunjukkan IHSG saat ini berada di wave koreksi minuette a/4 dalam impulse 3 minor.
Resistance: 2601.67/2569.85/2538.03/2517.04. PP 2496.04
Support :2464.22/2432.41/2411.41/2390.41
www.strategydesk.co.id
www.universalbroker.co.id (PT Universal Broker Indonesia Securities: Code TF)
globalmarketstrategist.blogspot.com

Download UBI Weekly Newsletter vol 302

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal