Wednesday, March 31, 2010

Laporan Fundamental & Rumor Saham Indonesia 31-03

 Adaro Resmi Miliki 25% Saham BHP Billiton
PT BHP Billiton akhirnya memilih PT Adaro sebagai mitra strategisnya di tambang batubara Meruwai. Adaro memiliki 25% saham BHP Billiton.

UNSP Cetak Laba Bersih Tumbuh 45,63%
UNSP mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasi sepanjang 2009 sekitar 45,63% menjadi Rp252,784 miliar dibandingkan sebelumnya hanya Rp173,569 miliar.

DEWA Merugi US$1,847 Jt
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menderita rugi sepanjang 2009 sekitar US$1,847 juta, dimana tahun sebelumnya berhasil meraih laba sekitar US$10,581 juta.

Akuisisi 51% Saham Delta Dunia, Recapital Terbitkan Obligasi Konversi Rp 10 Triliun
Recapital akan menerbitkan obligasi konversi berjaminan 75% saham Berau Energy senilai Rp 10 triliun. Obligasi ini akan ditukar guling dengan 51% saham Delta Dunia (DOID) melalui penerbitan saham baru tanpa HMETD.

PGAS Cetak Laba Bersih Tembus Rp6,22 Triliun
PGAS berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih konsolidasi sepanjang 2009 sekitar 882,71% menjadi Rp6,229 triliun dibandingkan sebelumnya hanya Rp633,859 miliar.

Rugi Bersih Sumalindo Turun 60,45%
PT Sumalindo Sestari Jaya Tbk (SULI) mencatat penurunan rugi bersih sekitar 60,45% dari Rp265,542 miliar menjadi Rp103,814 miliar.

Laba Bersih Lautan Luas Tergerus 41,08%
PT Lautan Luas Tbk (LTLS.JK) membukukan penurunan laba bersih sekitar 41,08% menjadi Rp85,925 miliar dibandingkan perolehan sebelumnya Rp145,846 miliar.

Laba Bersih Lippo Insurance Naik 91,22%
Sepanjang 2009, laba bersih Lippo General Insurance Tbk (LPGI) meningkat 91,22% menjadi Rp23,127 miliar dibandingkan perolehan tahun sebelumnya Rp12,094 miliar.

Untung Kurs, Laba Bersih Charoen Pokphan Melejit 534,98%
Untung kurs sepanjang 2009 Rp229,435 miliar ketimbang sebelumnya rugi Rp372 miliar mendongkrak laba bersih CPIN 535,98% menjadi Rp1,612 triliun daripada Rp253,977 miliar.

Berdasarkan keterangan resmi Ciputra tercatat, Ciputra Property Tbk (CTRP) mengumumkan laba bersihnya anjlok 60,43% dari Rp187,538 miliar menjadi Rp74,200 miliar. Namun, perseroan berhasil meraih pendapatan usahanya naik 3,95% menjadi Rp337,414 miliar dari Rp324,579 miliar.Penurunan yang sama pun nampak pada laba bersih Ciputra Surya Tbk (CTRS) konsolidasi. Laba bersih CTRS anjlok 60,42% menjadi Rp57,118 miliar dari perolehan sebelumnya mencapai Rp144,326 miliar. Penurunan laba bersih ini lantaran pendapatan bersih yang ikut turun 32,64% menjadi Rp391,451 miliar dari sebelumnya Rp581,174 miliar.
CTRS pun berhasil meraih laba investasi sebesar Rp21,187 miliar dari sebelumnya rugi Rp10,746 miliar, namun perseroan menderita kerugian kurs sekitar Rp5,815 miliar dari sebelumnya berhasil meraih untung kurs sekitar Rp9,427 miliar.Ciputra Development Tbk (CTRA) pun menderita penurunan laba bersih 32,58% menjadi Rp136,327 miliar dari pencapaian sebelumnya sekitar Rp202,219 miliar. Penurunan ini lantaran perseroan menderita rugi kurs sekitar Rp102,394 miliar dari sebelumnya berhasil meraih untung Rp90,572 miliar.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan laba bersih naik 77% dari Rp94,141 miliar pada 2008 menjadi Rp167,342 miliar pada 2009. 

Kabar PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) segera merealisasikan akuisisi CV Bina Insan Lestari Mandiri akan dimanfaatkan para bandar untuk mengerek saham KARK ke level Rp150-200 untuk jangka pendek. Bina Insan akhir pekan lalu telah memenangi tender pengadaan batubara PLN Sumatera dan Kalimantan sebamyak 2,7 juta metrik ton dengan kontrak 20 tahun.

Satu sumber meyakini, saham PT Intraco Penta Tbk (INCA) akan menguat ke Rp800-1.000, seiring kinerja 2009 yang bagus dan rencana penerbitan saham baru (right issue). Rencana peningkatan peran anak usaha bisnis pembiayaan, langkah perseroan mengincar kontrak perawatan penuh di perusahaan tambang dan perkebunan di Kalinantan Timur juga akan memicu penguatan sahamnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat akhirnya terkulai lemas. Demikian pula nilai tukar rupiah yang kembali menembus level 9.100 per dolar AS, setelah sempat menembus titik tertingginya sejak tahun 2008. Mengawali perdagangan Rabu (31/3/2010), IHSG langsung menguat ke 2.798,268. IHSG terus menanjak hingga titik tertingginya di 2.809,473. Namun IHSG terus berbalik arah dan dalam 10 menit awal perdagangan tercatat turun hingga 3,010 poin (0,11%) ke level 2.795,258. Pelemahan IHSG terutama dipicu oleh melemahnya saham Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 150 menjadi Rp 5.350 dan Semen Gresik (SMGR) sebesar Rp 100 menjadi Rp 7.350. Sementara nilai tukar rupiah dibuka melorot ke level 9.115 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.090 per dolar AS. Harga minyak $ 82.29, emas $ 1.107. Pasar menanti pertemuan bank sentral Eropa dan Inggris dan data payroll AS (prediksi naik ke +190K dari -26K, unemployment tetap 9.7%) hari Kamis-Jumat. 

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengalami lonjakan rugi bersih sepanjang 2009 sekitar 1.527% menjadi Rp160,105 miliar dari perolehan tahun sebelumnya hanya Rp9,838 miliar.

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) telah menandatangani term sheet yang tidak mengikat dengan Recapital Investment Group untuk memperoleh saham mayoritas atas PT Berau Coal Energy (sebelumnya dikenal sebagai PT Risco).

Laba Bersih SMART Anjlok 71,53%
SMART melaporkan penurunan laba bersih sepanjang 2009 sekitar 71,53% menjad iRp748,495 miliar dari perolehan tahun sebelumnya hanya Rp1,046 triliun.

BIPI Raih Laba Bersih Rp6,9 Miliar
PT Benakat Petroleum Energy Tbk(BIPI) mencatatkan laba bersih Rp6,9 miliar pada 2009. Sebelumnya perseroan mencatatkan rugi Rp8,1 miliar pada 2008 sebelum konsolidasi.

Laba Bersih Timah Tergerus 76,62%
PT Timah Tbk membukukan penurunan laba bersih konsolidasi sepanjang 2009 sekitar 76,62% menjadi Rp313,751 miliar dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp1,342 triliun.

Laba Bersih Bayan Resources Naik 279%
Laba Bersih PT Bayan Resources Tbk (BYAN) naik 279,04% menjadi Rp136,29 miliar di 2009 dari hanya Rp20,71 miliar di 2008. 

Lippo Karawaci Bukukan Laba Rp 388 Miliar
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat laba bersih pada 2009 sebesar Rp 388 miliar atau naik tipis 5% dibanding 2008 sebesar Rp 370,86 miliar. Peningkatan laba bersih itu berkat pertumbuhan yang signifikan pada bisnis healthcare dan large scale integrated development.

Petrosea Cetak Laba Bersih Turun 15,49%
PT Petrosea Tbk (PTRO.JK) membukukan penurunan laba bersih sepanjang 2009 sekitar 15,49% menjadi US$1.500 juta dari perolehan sebelumnya sekitar US$1,775 juta.

Perusahaan pertambangan PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) melaporkan penurunan laba bersih konsolidasi per 31 Desember 2009 sekitar 39,93% menjadi Rp19,495 miliar.

Sepanjang 2009, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih konsolidasi signifikan 428,81% menjadi Rp211,986 miliar ketimbang perolehan sebelumnya hanya Rp40,087 miliar.

PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) mencatat penurunan laba bersih konsolidasi sepanjang 2009 sekitar 15,46% menjadi Rp3,122 miliar dibandingkan perolahan 2008 Rp3,693 miliar.

PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) berhasil meraih laba bersih sepanjang 2009 sekitar 53,14% menjadi Rp340,458 miliar dibandingkan perolahan 2008 sekitar Rp222,307 miliar.

Sepanjang 2009, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) mencatat penurunan laba bersih konsolidasi 54,98% menjadi Rp1,444 miliar dibandingkan perolehan tahun sebelumnya Rp3,208 miliar.

PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) melaporkan mengalami kerugian bersih sepanjang 2009 sekitar Rp7,163 miliar padahal tahun sebelumnya meraih laba bersih Rp828 juta.

Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) telah melakukan kesepakatan dengan Asosiasi Industri tentang perjanjian jual beli gas.

Economic: Inflasi Semester I diprediksi stabil
Meskipun ada kecenderungan likuiditas meningkat, Bank Indonesia (BI) belum melihat ada persoalan pada tingkat inflasi. BI bahkan melihat tekanan inflasi cenderung stabil hingga turun di semester I 2010. Kenaikan diperkirakan baru akan dimulai pada Juli, dengan puncak pada Agustus, saat memasuki Ramadhan dan Idul Fitri. Kenaikan suplai terjadi di bahan makan khususnya beras yang di Maret ini membukukan deflasi 0,02%. Alhasil, hasil pantauan harga BI memperlihatkan, inflasi Maret mencapai 0,07% (month on month) atau 1,21% (year to date/ytd), dan 3,65% (year on year/yoy).

Economic: 2010, Neraca Pembayaran Surplus US$12 Miliar
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan neraca pembayaran Indonesia (NPI) tahun ini mengalami surplus sebesar US$12,5 miliar, sama dengan surplus 2009. Hingga Maret 2010, cadangan devisa mencapai US$69,8 miliar atau sedikit menurun.

Energy: Industri Akhirnya Setuju Harga Gas Naik 15%
Kalangan industri pengguna gas di Jawa bagian barat akhirnya menyepakati kenaikan rata-rata harga gas sebesar 15% mulai 1 April 2010. Para pengusaha juga setuju membayar niaya tambahan sebesar 300% jika menggunakan gas melebihi kuota kontrak.

Economic: Per 30 Maret 2010, Ditjen Pajak Raup Setoran Rp 109 Triliun
Sampai hari ini, Direktorat Jenderal Pajak telah menerima setoran pajak dari para wajib pajak sebesar Rp 109 triliun atau 18,25% dari target penerimaan pajak dalam RAPBN-P 2010 yang sebesar Rp 597,4 triliun.

SMGR: Rajawali Lepas Saham SMGR US$1 Miliar
Grup Rajawali berencana melepas sebesar 17,4% sahamnya di PT Semen Gresik Tbk (SMGR). Nilai penjualan itu diperkirakan berkisar US$800 juta hingga US$1 miliar. Rajawali sudah menunjuk JP Morgan sebagai agen penjual saham itu. Rajawali siap melego saham SMGR di harga Rp7.000 per unit atau lebih rendah dari harga penutupan kemarin di BEI Rp7.450 per unit.

MLPL: First Media Rights Issue Rp 450 Miliar, Multipolar Siapkan Rp 233,7 Miliar
PT Multipolar Tbk (MLPL) siap menyuntikkan dana sebesar Rp 233,7 miliar kepada PT First Media Tbk (KBLV) melalui penerbitan saham baru anak usahanya itu senilai Rp 450 miliar. Dana diambil dari sebagian hasil penerbitan saham baru (right issue) MLPL dengan nilai total mencapai Rp 753,9 miliar.

BUMI: Tata Power Jajaki Lepas 10% Saham KPC-Arutmin
Tata Power Co Ltd, perusahaan pembangkit listrik terbesar di India, menjajaki pelepasan sekitar 8-10% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Nilai penjualan saham di kedua produsen tambang batubara itu mencapai US$300 juta.

BBRI: Terbitkan Subdebt Rp 2 Triliun di Medio 2010
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akan segera menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun pada triwulan II atau III-2010. Tujuan penerbitan surat utang ini sebagai penyeimbang rasio kecukupan modal (CAR), dan tetap terjaga di level 12%.

PNBN: Laba Tumbuh 31%
PT Bank Panin Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp915 miliar pada 2009, tumbuh 31% dibanding pencapaian tahun sebelumnya Rp701 milliar. Pada 2009, aset perusahaan juga naik 21% dari Rp64,4 triliun tahun 2008 menjadi Rp77,8 triliun. Sedangkan total kredit yang diberikan mencapai Rp44,4 triliun dan perolehan dana pihak ketiga (DPK) menembus Rp56,2 triliun.

CPRO: Central Proteinaprima Tbk belum bisa balikkan kinerja
PT Central Proteinaprima Tbk pada 2009 belum dapat membalikkan kinerja perusahaan dan tetap menangguk kerugian. Kendati belum mencetak laba, perusahaan mampu memperkecil kerugian yang diderita sebesar 46,66% dari Rp407,18 miliar pada 2008 menjadi Rp217,17 miliar. Rugi per saham pada 2009 menjadi Rp5,4 dari Rp19,4 pada 2008. Penjualan juga merosot sebesar 16,29% dari Rp8,16 triliun pada 2008 menjadi Rp6,8 triliun pada 2009, sedangkan beban pokok penjualan berkurang 9,51% dari Rp6,62 triliun menjadi Rp5,99 triliun.

MPPA: Laba Melonjak 2.758%, Jadi Rp300 Miliar
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatatkan lonjakan laba bersih selama 2009 mencapai 2.758,2% menjadi Rp300,035 miliar, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,497 miliar. Peningkatan laba bersih perseroan yang meningkat tajam tersebut, dipicu oleh pos penjualan dari beli putus dan pendapatan usaha lainnya menjadi Rp8,758 triliun, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,738 triliun. Selain itu, pos penjualan konsinyasi perseroan selama 2009 menjadi Rp5,027 triliun, bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,238 triliun.

ADRO: Laba Bersih 2009 Rp 4,37 Triliun VS Rp 887,20 Miliar
Perusahaan tambang batubara PT Adaro Energy (ADRO) membukukan kenaikan laba bersih hingga mendekati 5 kali lipat pada 2009, yang mayoritas disebabkan kenaikan tajam pada pendapatan. Laba bersih untuk periode Januari-Desember naik menjadi Rp 4,37 triliun dari Rp 887,20 miliar pada tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan naik 49% menjadi Rp 26,94 triliun dari Rp 18,09 triliun pada akhir tahun 2008.

BBRI: Laba Bersih 2009 Naik 23%
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencatatkan kenaikan laba bersih 2009 sebesar 23% didorong oleh kenaikan net interest income dan operating income. Laba bersih periode Januari-Desember naik menjadi Rp 7,31 triliun dari Rp 5,96 triliun pada tahun sebelumnya. Pada akhir 2009, NII naik 17% menjadi Rp 23,05 triliun dari Rp 19,65 triliun pada akhir 2008. Pendapatan dari operasional bank naik 32% menjadi Rp 3,27 triliun dari Rp 2,48 triliun pada tahun sebelumnya

TINS: Laba Bersih 2009 Rp 313,75 Miliar VS Rp 1,34 Triliun
PT Timah (TINS) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 77% pada 2009 dikarenakan merosotnya penjualan menyusul turunnya harga-harga komoditas. Laba bersih untuk periode Januari-Desember 2009 turun menjadi Rp 313,75 miliar dari Rp 1,34 triliun pada tahun sebelumnya. Penjualan turun 15% menjadi Rp 7,71 triliun dari Rp 9,05 triliun pada akhir tahun 2008.

BISI: Laba bersih 2009 BISI merosot 80,97%
PT BISI International Tbk mencatatkan penurunan laba bersih signifikan sebesar 80,97% pada 2009 dari Rp398,40 miliar (2008) menjadi Rp75,78 miliar. Penurunan tajam tersebut dikarenakan terjadi penurunan penjualan perseroan tahun lalu. Direktur Utama PT BISI international Tbk Jemmy Eka Putra menjelaskan nilai penjualan bersih perseroan tahun lalu sebesar Rp782,12 miliar. Padahal pada periode sebelumnya BISI mengantongi nilai penjualan hingga Rp1,67 triliun. Tak pelak penurunan tersebut menyebabkan anjloknya nilai laba bersih BISI.

Sepanjang 2009, PT Bursa Efek Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih melonjak 102,89% menjadi Rp58,306 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang merugi Rp2,013 triliun.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengalami penurunan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang cukup besar selama 2009. Perseroan juga mencatatkan kerugian selama periode tersebut. Selama 2009, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 107,3 miliar atau turun 88 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, kerugian bersih tercatat Rp 1,73 triliun dibanding periode sama 2008 dengan rugi Rp 35 miliar.

Radiant Utama Ikut Tender PLTP US$ 500 Juta
PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) mengikuti tender proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 4,55 triliun. PLTP dengan kapasitas 400 megawatt (MW) tersebut berlokasi di Sumatera.

Sumber: Bloomberg, Reuters, inilah.com, kontan, investordaily, detikfinance.com, vivanews 
Gallery Saham Mania: globalmarketstrategist.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal