Thursday, April 30, 2009

Faktor Fundamental & Teknikal Dukung Pelemahan Dolar

USD Index 52-weeks High 52-Weeks Low EUR-USD 52-weeks High 52-Weeks Low
84.28 (-71) 89.62 (08/03) 79.63 (04/01) 1.3272 1.4055 (02/01) 1.2459 (04/03)

Dolar AS kembali terpukul terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia kemarin, berkat spekulasi kenaikan indeks saham global, karena investor memburu aset yang beresiko seperti saham dan aset yang memiliki tingkat suku bunga lebih tinggi, menurunkan daya tarik untuk memegang dolar AS. Dolar kemarin melemah hampir 1% terhadap major, setelah the Fed memberikan pernyataan yang memberikan harapan mengenai ekonomi AS. Dalam pernyataannya, Fed mengatakan ekonomi masih akan terkontraksi, meski lajunya terlihat melambat. Anggota dewan tidak memperkirakan pemulihan ekonomi dalam waktu dekat, mereka memutuskan mempertahankan suku bunga fed fund range 0-0.25% untuk pertemuan ke-3, tetapi membatasi keinginan untuk meningkatkan pembelian Treasury dan mortgage securities. Ekonomi AS masih jauh dari prospek pemulihan, GDP Q1 AS tercatat 6.1% y/y, setelah anjlok 6.3% di Q4, menunjukkan ekonomi AS masih terpuruk selama 3 kuartal berturut-turut, untuk pertama kali sejak 1974-1975. Meski ada berita positif dari data yang menunjukkan consumer spending meningkat 2.2%, inventory mengalami rekor penurunan di Q1. Meski potensi pelemahan dolar terbatas setelah RBNZ memangkas 50 bsp menjadi 2.50% hari ini dan laporan dari Wall Street Journal bahwa pembicaraan mengenai kebangkrutan Chrysler Corp AStelah gagal.

Euro menguat ke level tertinggi $ 1.3337 terhadap dolar AS di sesi Asia hari ini, berkat kenaikan indeks saham regional global telah meningkatkan daya tarik untuk euro karena invesor memburu aset beresiko dan memilik tingkat suku bunga lebih tinggi. Sebelumnya data consumer confidence euro meningkat untuk pertama kali sejak Mei 2008. Indeks sentimen ekonomi Komisi Eropa meningkat menjadi 67.2 di bulan April dari 64.7 di bulan Maret. Lebih rendah dari perkiraan data GDP Q1 AS tercatat -6.1%, dibandingkan perkiraan -5.0%, ikut memberikan momentum penguatan kepada euro dolar semalam. Euro menguat ke level tertinggi $ 1.3341 terhadap dolar, ditutup menguat 0.9% di $ 1.3248. Meskipun ekonomi Eropa sepertinya masih akan melemah. Jerman memangkas prediksi pertumbuhan mejadi minus 6% dari -2.25% untuk tahun 2009. Hari ini, Wall Street Journal, melaporkan pembicaraan kebangkrutan Chrysler Corp AS telah gagal, dapat kembali memicu risk aversion di sesi Asia dan Eropa hari ini. Sementara rilisan data unemployment Jerman pada hari ini (perkiraan naik ke 8.3%), HICP Flash Euro diperkirakan 0.6% m/m, unemployment euro bulan Maret diperkirakan meningkat ke 8.7% dari 8.5%, dapat membatasi potensi penguatan euro pada hari ini.

USD-JPY 52-weeks High 52-Weeks Low GBP-USD 52-weeks High 52-Weeks Low
97.33 101.45 (06/04) 87.15 (21/01) 1.4802 1.5372 (08/01) 1.3502 (23/01)

Yen mengalami pelemahan terhadap dolar di sesi Asia hari ini, berkat kenaikan indeks saham global, meredam daya tarik untuk memegang yen sebagai mata uang safe haven, dan mendorong investor memburu aset yang beresiko seperti saham , komoditi dan mata uang yang memiliki suku bunga lebih tinggi. Di sesi Tokyo hari ini, Jepang merilis data Industrial Production yang meningkat untuk pertama kali dalam 6 bulan dan meningkat dua kali lipat ketimbang perkiraan pasar, memberikan signal ekonomi mungkin mulai berekspansi secepatnya di kuartal ini. Produksi industri meningkat 1.6% di bulan Maret dari Februari tercatat anjlok 9.4 persen. Sebelumnya GDP Q1 AS memberikan harapan kontraksi ekonomi AS mungkin telah melewati masa terburuk, mendorong aksi penjualan yen terhadap dolar. Meski laporan batalnya pembicaraan kebangkrutan Chrysler Motor Corp dan BOJ mempertahankan suku bunga 0.1%, dapat mendorong pembelian yen sebagai safe haven, menjelang data ekonomi euro dan AS hari ini.

Pound sterling masih mendapatkan keuntungan terhadap dolar dan yen, berkat kenaikan indeks saham dan harga komoditi global, meningkatkan daya tarik untuk memegang pound sterling, karena investor masih memburu aset yang beresiko dan memiliki suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dolar dan yen. Pound sterling menguat ke level tertinggi $ 1.4854 di sesi Asia, setelah the Fed mempertahankan suku bunga dalam range 0-0.25% dan data GDP Q1 AS tercatat lebih buruk dari perkiraan pasar, sebesar -6.1%. Sementara data Gfk Survey Index bulan April yang dirilis hari ini, menunjukkan kontraksi lebih lanjut menjadi -29 dari -27 di bulan Maret. Meski potensi penguatan pound dapat dibatasi oleh laporan WSJ bahwa pembicaraan mengenai kebangkrutan Chrysler Corp telah gagal, diikuti sejumlah data ekonomi AS hari ini yang dapat, mendorong aksi profit-taking posisi long pound dolar.

USD-CHF 52-weeks High 52-Weeks Low AUD-USD 52-weeks High 52-Weeks Low
1.1344 1.1965 (12/03) 1.0617 (02/01) 0.7254 0.7325 (13/04) 0.6248 (02/02)

Swiss franc mengalami penguatan terhadap dolar AS, mencapai level tertinggi $ 1.1305 di sesi Asia, melanjutkan penguatan sejak 2 hari sebelumnya, setelah kenaikan indeks saham dan komoditi global, menurunkan daya tarik untuk memegang dolar AS. Sebelumnya, GDP Q1 AS tercatat lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar -6.1% dari konsensus Reuters sebesar -5.0%. The Fed semalam mempertahankan suku bunga dalam range 0-0.25%, masih berniat membeli Treasury dan mortgage securities. Meski data KOF index Swiss bulan April kembali terkontraksi lebih dalam menjadi -1.89 dari -1.86 di Maret, seharusnya masih membatasi potensi penguatan Swiss franc terhadap dolar AS hari ini. Kondisi tersebut dapat diperkuat setelah laporan Wall Street Journal bahwa pembicaraan mengenai kebangkrutan Chrysler Corp AS telah gagal hari ini dan spekulasi data ekonomi AS hari ini dapat meredam pembelian CHF terhadap dolar.

Dolar Australia (Aussie) dan dolar Selandia Baru (kiwi) masih melanjutkan penguatan terhadap dolar untuk hari ketiga, setelah investor memburu aset yang beresiko dan aset yang memiliki suku bunga yang lebih tinggi, karena kenaikan indeks saham dan harga komoditi global. Laporan the Fed mempertahankan suku bunga 0-0.25% dan masih berniat membeli Treasury dan mortgage securities, GDP Q1 AS tercatat lebih rendah dari perkiraan pasar. Meski kiwi hari ini berpeluang terkoreksi setelah bank sentral Selandia Baru (RBNZ) memangkas suku bunga 50 bsp menjadi 2.50% dan pernyataan Gubernur RBNZ yang menyatakan suku bunga akan tetap rendah hingga akhir 2010. Sementara ukuran kondisi bisnis National Australia bank untuk tahun mendatang, melemah menjadi -24 di kuartal Maret dibandingkan kuartal empat tahun lalu sebesar -21. Indeks Business Confidence Australia meningkat menjadi -24 dari -31. Potensi penguatan aussie dan kiwi diperkirakan terbatas berkat perkiraan data ekonomi AS hari ini akan menunjukkan kestabilan di ekonomi AS.

www.strategydesk.co.id

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal