Sunday, April 26, 2009

Potensi Kenaikan IHSG (Uptrend) Pekan Ini Terbatas

Market Review
IHSG masih mengalami tekanan penjualan hari Jumat (24/04), setelah mendapatkan sentimen negatif dari rusaknya sistem perdagangan saham di JAKS BEI hari Kamis (23/04) dan aksi profit-taking di sejumlah saham (TLKM, ASII, PGAS), dapat dibatasi oleh reboundnya harga saham dari grup Bakrie (BUMI, UNSP, BTEL, ELTY, ENRG, DEWA) dan sejumlah saham dari perkebunan dan pertambangan. Tekanan penjualan dari isu negatif retaknya koalisi partai Demokrat-Golkar sedikit mereda. IHSG ditutup melemah tipis, -1.364 (0.086%) di level 1,591.336 hari Jumat (24/04), nilai transaksi saham sebesar Rp 2.988 triliun. IHSG melemah 43.454 poin (-2.6%) pekan lalu, dimana pekan sebelumnya melejit 169.04 poin paska pemilu 9 April. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 18.172 miliar, lebih tinggi dibandingkan net sell Rp 15.46 miliar hari Kamis (23/04).

Indeks saham MSCI Asia-Pacific ditutup mix hari Jumat (24/04), Nikkei 225 ditutup melemah setelah earning dari JFE Holdings dan KDDI Corp meredam optimisme resesi akan segera berakhir, meski Hang Seng ditutup menguat. MSCI Asia-Pasific ditutup melemah 0.2% pada pekan lalu, berkat lemahnya earnings Q1.

IHSG Outlook
Pekan ini, IHSG dapat mengalami hambatan untuk menguat, berkat perkiraan inflasi April RI (berada di atas 0% m/m) hari Jumat, karena tingginya konsumsi di pemilu April 2009, dapat menghambat laju penurunan suku bunga BI di pekan depan dan laporan investor asing mencatat outflow $ 72 juta dari pasar saham di pekan lalu. Isu koalisi untuk pilpres 2009 masih membayangi kinerja IHSG. Hasil uji ketahanan (Stress Test) oleh BI pada seluruh bank nasional di Q1 2009 menunjukkan trend kenaikan NPL (kisaran 5-6% jika GDP RI 4%), dapat membebani kinerja saham perbankan. Meski saham komoditi masih dapat melanjutkan trend kenaikan, setelah harga CPO (pemerintah menetapkan HPE CPO untuk periode Mei 2009 meningkat menjadi $ 560/MT dari $ 515/MT di April 2009) dan harga minyak dikisaran $ 50/ton pekan lalu. Faktor teknikal IHSG yang overbought dan faktor eksternal: earning AS, GDP, FOMC, ISM AS, Stress Test bank AS (dirilis 4 Mei), dapat membebani IHSG.

Stock Picks:
* ASII
* BYAN

Technical Analysis:
IHSG berpotensi menguat pada hari Senin, berkat signal reversal minor di candle daily doji star dengan volume yang rendah (trend penurunan dalam 4 sesi terakhir) dibayangi oleh overboughtnya MACD, ADX dan stohastic, seharusnya membatasi potensi kenaikan beberapa hari mendatang. Sementara signal dari weekly chart menunjukkan IHSG masih berada dalam teritorial bearish karena MACD downtrend dan pola candle shooting star, meski ada potensi kenaikan dari indikator stochastic crossing up dari oversold, ADX trending up dan volume 2 pekan terakhir meningkat. Potensi kenaikan IHSG pekan ini akan terbatas berkat adanya downtrendline di 1,665 dan 1,683 (upperline di uptrend channel). Penutupan pekan ini dibawah 1,572 dapat merubah trend bullish minor menjadi netral, untuk target 1,460/1,350 dalam 1-4 pekan mendatang. Tetapi penutupan mingguan diatas 1,665 dapat mengarahkan IHSG ke target 1,753 (38.2% fibo retracement). Weekly chart menunjukkan IHSG berada di koreksi wave 4.
Resistance: 1762.14/1712.82/1682.45/1652.07/1633.13. PP 1614.18
Support : 1553.43/1515.54/1466.22/1416.90/1367.58
(Perkiraan Range Weekly 1,520-1,660)

Regional Outlook
Pekan ini, indeks regional akan diperdagangkan volatile, berkat data ekonomi (ISM, FOMC), earnings dari AS dan Stress Test 19 bank AS (4 Mei). Perkiraan GDP Q1 AS tercatat -4.9% Q/Q, hasil sementara Stress Test bank AS menunjukkan sedikitnya 1 bank memerlukan dana dari pemerintah, 4 bank regional di AS diambil alih pemerintah, diikuti trend kenaikan pengangguran, dapat membatasi potensi kenaikan DJIA dari teknikal (candle spinning top, stochastic crossing up) uptrend dan penyataan G7 di akhir pekan, pemulihan ekonomi global akan mulai di akhir tahun ini.

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal