Wednesday, April 29, 2009

Perkiraan Profit Taking Euro & Pound Menjelang GDP Q1 & FOMC AS

US Index 84.99
Dolar AS mengalami tekanan di sesi Asia hari ini, berkat pemulihan indeks saham Asia, setelah investor melihat sejumlah data ekonomi AS yang dirilis kemarin, meredakan kekhawatiran terhadap resesi ekonomi berkepanjangan di AS dan menurunnya permintaan untuk asset yang lebih aman, meskipun kekhawatiran terhadap meluasnya wabah flu babi dan laporan dari Wall Street Journal bahwa Citigroup dan Bank of America masih memerlukan capital berdasarkan hasil awal dari hasil uji kelayakan pemerintah terhadap bank-bank besar di AS. Spekulasi data GDP Q1 AS yang dirilis nanti malam, akan terkontraksi 5.0% di kuartal pertama, setelah mengalami penurunan 6.3% di kuartal empat 2008, diikuti spekulasi the Fed akan mempertahankan suku bunga pinjaman dalam range 0-0.25% dan mengumumkan keputusan mereka untuk membeli Treasury dan mortgage securities, mendorong pelemahan dolar terhadap mata uang Eropa. Semalam, AS memberikan signal bahwa ekonomi mulai menunjukkan kestabilan, dimana the Conference Board Consumer Confidence bulan April meningkat lebih dari perkiraan 39.2 dan laporan yang menunjukkan penurunan harga rumah di 20 kota AS, dari Case/Shiller Index, melambat untuk pertama kali sejak tahun 2007. Potensi penurunan dolar terbatas pada hari ini, karena investor masih khawatir mengenai wabah flu babi.

EURUSD 1.3194
Euro pada hari ini, masih melanjutkan penguatanya terhadap dolar dan yen, berkat meningkatnya keyakinan investor untuk memburu aset yang beresiko, setelah laporan ekonomi AS semalam memberikan signal bahwa ekonomi AS mulai stabil dan penguatan indeks saham Asia di tengah liburnya pasar Tokyo hari ini, masih memberikan sentiment positif kepada euro dolar. Sementara pernyataan pejabat ECB Lorenzo Bini Smaghi yang mengungkapkan kekhawatiran mengenai quantitative easing di zona euro, meredam harapan untuk keputusan tersebut dalam pertemuan ECB di pekan depan ikut memberikan keuntungan kepada euro dolar. Euro menguat 0.8% terhadap dolar, ditutup di 1.3132 kemarin. Karena data GDP Q1 AS yang diperkirakan terkontraksi -5.0% nanti malam dan kekhawatiran wabah flu babi, seharusnya masih memainkan peran risk aversion di pasar mata uang. Sementara potensi penguatan euro dolar pada hari ini mungkin terbatas berkat kekhawatiran tiada kepahaman diantara pejabat bank sentral ECB mengenai ukuran yang diperlukan untuk mengatasi resesi di 16-negara. Pada hari ini, anggota eksekutif ECB Juergen Stark akan berbicara dan Ewald Nowotny akan berbicara di Viena besok.

USDJPY 96.80
Yen melemah untuk pertama kali dalam sepekan ini terhadap dolar dan euro berkat spekulasi laporan ekonomi dan pertemuan bank sentral AS pada hari in akan memberikan bukti bahwa ekonomi global mungkin pulih dari resesi. Yen menghentikan penguatan selama 8-hari berturut-turut terhadap won Korea Selatan setelah pemerintah Korsel mengatakan surplus neraca perdagangan mengalami rekor kenaikan di bulan Maret. Yen melemah ke Y 96.93 di sesi Asia, dibandingkan Y 96.45, yen juga melemah ke Y 127.55 per euro dari Y 126.79 di New York semalam. Pelemahan yen juga berkat lebih baik dari perkiraan data ekonomi AS semalam, yang mendorong perkiraan ekonomi AS mulai stabil dan aksi hedging oleh eksportir Jepang menjelang liburan “Golden Week” di Jepang. Meski potensi pelemahan yen terbatas berkat kekhawatiran mengenai meluasnya wabah flu babi di Amerika dan Eropa belum mereda, diikuti spekulasi data GDP Q1 AS akan mendukung ekonomi AS masih berada dalam resesi ekonomi berkepanjangan, yang dapat mendorong investor memburu kembali yen sebagai mata uang safe haven.

GBP-USD 1.4701
Pound sterling mengalami penguatan lebih lanjut di pasar Asia hari ini, berkat melemahnya dolar AS terhadap mata uang euro dan Swiss franc, setelah data ekonomi AS yang memberikan signal ekonomi AS mulai stabil, meningkatkan permintaan untuk asset yang beresiko seperti saham dan komoditi. Investor terlihat mengacuhkan isu meluasnya wabah flu babi dan fundamental ekonomi Inggris yang mengalami kontraksi di pertumbuhan terbesar sejak tahun 1979. Di tengah minimnya data ekonomi dari Inggris pada pekan ini dan masa liburan di Jepang (Golden Week), mempetipis volume perdagangan di pasar mata uang, ikut memberikan momentum konsolidasi untuk pergerakan mata uang pound sterling terhadap dolar. Spekulasi the Fed masih mempertahankan suku bunga dan melanjutkan program pembelian Treasury dan Mortgage Securities, serta GDP Q1 AS yang diperkirakan terkontraksi di Q1, seharusnya masih dapat menahan laju penguatan pound sterling terhadap dolar lebih lanjut pada hari ini.

USDCHF 1.1414
Swiss franc mengalami penguatan terhadap dolar AS, berkat perkiraan ekonomi AS mulai stabil dan meredanya kekhawatiran mengenai meluasnya wabah flu babi yang menurunkan daya tarik untuk memegang dolar dan aksi investor yang melakukan aksi profit-taking menjelang rilisan data GDP Q1 AS dan pertemuan FOMC AS yang diperkirakan mempertahankan suku bunga dan masih melanjutkan pembelian Treasury dan Mortgage Securities. Meskipun kemarin Swiss franc sempat melemah terhadap dolar, berkat laporan dari Wall Street Journal bahwa Bank of America dan Citigroup Corp AS masih memerlukan dana tambahan dalam hasil awal Stress Test 19 bank milik pemerintah AS. Meningkatnya kekhawatiran meluasnya wabah flu babi di Eropa dan jika data GDP Q1 AS tercatat lebih rendah dari perkiraan pasar, dapat mendorong risk aversion kembali, mendorong investor memburu dolar AS dan yen pada akhir pekan ini, terutama menjelang hasil akhir stress test 19 bank di AS pada 4 Mei mendatang.

AUDUSD 0.7128
Dolar Australia (Aussie) dan dolar Selandia Baru (kiwi) melanjutkan penguatan di pasar Asia, mengakhiri penurunan selama 2 hari berturut-turut kemarin, karena laporan yang menunjukkan ekspor Selandia Baru menguat lebih tinggi dari perkiraan pasar dan laporan ekonomi AS semalam (Consumer Confidence & S&P/Case-Shiller House Price) mengalami kenaikan lebih baik dari perkiraan pasar. Kiwi menguat hari ini ke 0.5629, berkat laporan ekspor menguat 18% dan deficit perdagangan menyusut karena kenaikan harga komoditi. Aussie dan kiwi juga menguat berkat kekhawatiran mengenai meluasnya wabah flu babi telah mereda. Volume perdagangan mata uang di Asia pada hari ini akan menipis, karena liburan di Jepang (Golden Week). Tetapi spekulasi penurunan suku bunga RBNZ besok sebesar 50 bsp menjadi 2.50%, masih membebani kinerja aussie dan kiwi.


Dolar AS mengalami tekanan di sesi Asia hari ini, berkat pemulihan indeks saham Asia, setelah investor melihat sejumlah data ekonomi AS yang dirilis kemarin, meredakan kekhawatiran terhadap resesi ekonomi berkepanjangan di AS dan menurunnya permintaan untuk asset yang lebih aman, meskipun kekhawatiran terhadap meluasnya wabah flu babi dan laporan dari Wall Street Journal bahwa Citigroup dan Bank of America masih memerlukan capital berdasarkan hasil awal dari hasil uji kelayakan pemerintah terhadap bank-bank besar di AS. Spekulasi data GDP Q1 AS yang dirilis nanti malam, akan terkontraksi 5.0% di kuartal pertama, setelah mengalami penurunan 6.3% di kuartal empat 2008, diikuti spekulasi the Fed akan mempertahankan suku bunga pinjaman dalam range 0-0.25% dan mengumumkan keputusan mereka untuk membeli Treasury dan mortgage securities, mendorong pelemahan dolar terhadap mata uang Eropa. Semalam, AS memberikan signal bahwa ekonomi mulai menunjukkan kestabilan, dimana the Conference Board Consumer Confidence bulan April meningkat lebih dari perkiraan 39.2 dan laporan yang menunjukkan penurunan harga rumah di 20 kota AS, dari Case/Shiller Index, melambat untuk pertama kali sejak tahun 2007. Potensi penurunan dolar terbatas pada hari ini, karena investor masih khawatir mengenai wabah flu babi.

Euro pada hari ini, masih melanjutkan penguatanya terhadap dolar dan yen, berkat meningkatnya keyakinan investor untuk memburu aset yang beresiko, setelah laporan ekonomi AS semalam memberikan signal bahwa ekonomi AS mulai stabil dan penguatan indeks saham Asia di tengah liburnya pasar Tokyo hari ini, masih memberikan sentiment positif kepada euro dolar. Sementara pernyataan pejabat ECB Lorenzo Bini Smaghi yang mengungkapkan kekhawatiran mengenai quantitative easing di zona euro, meredam harapan untuk keputusan tersebut dalam pertemuan ECB di pekan depan ikut memberikan keuntungan kepada euro dolar. Euro menguat 0.8% terhadap dolar, ditutup di 1.3132 kemarin. Karena data GDP Q1 AS yang diperkirakan terkontraksi -5.0% nanti malam dan kekhawatiran wabah flu babi, seharusnya masih memainkan peran risk aversion di pasar mata uang. Sementara potensi penguatan euro dolar pada hari ini mungkin terbatas berkat kekhawatiran tiada kepahaman diantara pejabat bank sentral ECB mengenai ukuran yang diperlukan untuk mengatasi resesi di 16-negara. Pada hari ini, anggota eksekutif ECB Juergen Stark akan berbicara dan Ewald Nowotny akan berbicara di Viena besok.


Yen melemah untuk pertama kali dalam sepekan ini terhadap dolar dan euro berkat spekulasi laporan ekonomi dan pertemuan bank sentral AS pada hari in akan memberikan bukti bahwa ekonomi global mungkin pulih dari resesi. Yen menghentikan penguatan selama 8-hari berturut-turut terhadap won Korea Selatan setelah pemerintah Korsel mengatakan surplus neraca perdagangan mengalami rekor kenaikan di bulan Maret. Yen melemah ke Y 96.93 di sesi Asia, dibandingkan Y 96.45, yen juga melemah ke Y 127.55 per euro dari Y 126.79 di New York semalam. Pelemahan yen juga berkat lebih baik dari perkiraan data ekonomi AS semalam, yang mendorong perkiraan ekonomi AS mulai stabil dan aksi hedging oleh eksportir Jepang menjelang liburan “Golden Week” di Jepang. Meski potensi pelemahan yen terbatas berkat kekhawatiran mengenai meluasnya wabah flu babi di Amerika dan Eropa belum mereda, diikuti spekulasi data GDP Q1 AS akan mendukung ekonomi AS masih berada dalam resesi ekonomi berkepanjangan, yang dapat mendorong investor memburu kembali yen sebagai mata uang safe haven.

Pound sterling mengalami penguatan lebih lanjut di pasar Asia hari ini, berkat melemahnya dolar AS terhadap mata uang euro dan Swiss franc, setelah data ekonomi AS yang memberikan signal ekonomi AS mulai stabil, meningkatkan permintaan untuk asset yang beresiko seperti saham dan komoditi. Investor terlihat mengacuhkan isu meluasnya wabah flu babi dan fundamental ekonomi Inggris yang mengalami kontraksi di pertumbuhan terbesar sejak tahun 1979. Di tengah minimnya data ekonomi dari Inggris pada pekan ini dan masa liburan di Jepang (Golden Week), mempetipis volume perdagangan di pasar mata uang, ikut memberikan momentum konsolidasi untuk pergerakan mata uang pound sterling terhadap dolar. Spekulasi the Fed masih mempertahankan suku bunga dan melanjutkan program pembelian Treasury dan Mortgage Securities, serta GDP Q1 AS yang diperkirakan terkontraksi di Q1, seharusnya masih dapat menahan laju penguatan pound sterling terhadap dolar lebih lanjut pada hari ini.
USD-CHF 52-weeks High 52-Weeks Low AUD-USD 52-weeks High 52-Weeks Low
1.1397 1.1965 (12/03) 1.0617 (02/01) 0.7140 0.7325 (13/04) 0.6248 (02/02)

Swiss franc mengalami penguatan terhadap dolar AS, berkat perkiraan ekonomi AS mulai stabil dan meredanya kekhawatiran mengenai meluasnya wabah flu babi yang menurunkan daya tarik untuk memegang dolar dan aksi investor yang melakukan aksi profit-taking menjelang rilisan data GDP Q1 AS dan pertemuan FOMC AS yang diperkirakan mempertahankan suku bunga dan masih melanjutkan pembelian Treasury dan Mortgage Securities. Meskipun kemarin Swiss franc sempat melemah terhadap dolar, berkat laporan dari Wall Street Journal bahwa Bank of America dan Citigroup Corp AS masih memerlukan dana tambahan dalam hasil awal Stress Test 19 bank milik pemerintah AS. Meningkatnya kekhawatiran meluasnya wabah flu babi di Eropa dan jika data GDP Q1 AS tercatat lebih rendah dari perkiraan pasar, dapat mendorong risk aversion kembali, mendorong investor memburu dolar AS dan yen pada akhir pekan ini, terutama menjelang hasil akhir stress test 19 bank di AS pada 4 Mei mendatang.


Dolar Australia (Aussie) dan dolar Selandia Baru (kiwi) melanjutkan penguatan di pasar Asia, mengakhiri penurunan selama 2 hari berturut-turut kemarin, karena laporan yang menunjukkan ekspor Selandia Baru menguat lebih tinggi dari perkiraan pasar dan laporan ekonomi AS semalam (Consumer Confidence & S&P/Case-Shiller House Price) mengalami kenaikan lebih baik dari perkiraan pasar. Kiwi menguat hari ini ke 0.5629, berkat laporan ekspor menguat 18% dan deficit perdagangan menyusut karena kenaikan harga komoditi. Aussie dan kiwi juga menguat berkat kekhawatiran mengenai meluasnya wabah flu babi telah mereda. Volume perdagangan mata uang di Asia pada hari ini akan menipis, karena liburan di Jepang (Golden Week). Tetapi spekulasi penurunan suku bunga RBNZ besok sebesar 50 bsp menjadi 2.50%, masih membebani kinerja aussie dan kiwi.

www.strategydesk.co.id
www.harumdanaberjangka.co.id

No comments:

Post a Comment

Kalender Ekonomi & Event


Live Economic Calendar Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal